Catatan ini dibuat sebelum kongres V IMADIKLUS berlangsung di Universitas Pendidikan Indonesia pada tanggal 26-28 November 2015 sebagai bahan evaluasi kepengurusan periode 2013-2015 dan pembuka arah kinerja kepengurusan terpilih periode 2015-2017. Adapun hal - hal yang dicatat oleh Dewan Pengurus Organisasi IMADIKLUS periode 2013-2015 ialah sebagai berikut :
1.
Visi
misi ditinjau ulang
2.
Anggota
khusus IMADIKLUS harus taat konstitusi
3.
Pola
kaderisasi, sistem kaderisasi dipahami ulang
4. Peran BPH, BPW
(BPH lebur dengan HIMA / BPW dihapuskan karena perannya masih kabur)
5. Siapa yang layak sesuai konstitusi
untuk jadi pengurus (kebanyakan
baru ikut kongres 1 kali langsung jadi pengurus jadi hal yang wajar jika
bingung mau ngapain)
6. Keuangan, IMADIKLUS harus punya
mitra (audiensi ke
dirjen namun jurusan diajak ribut- imadiklus belum punya taji)
7. Posisi IMADIKLUS di setiap
universitas diperjelas (kalau ada SK yang mengatakan imadiklus itu internal, sudah berjalankanh
proses sosialisasinya ke setiap jursan?)
8. Evaluasi kepengurusan (Perihal
aktifitas pengurus, mayoritas kegiatan-kegiatan IMADIKLUS yang masih “Numpang”.
Apa sebenarnya yang terjadi?)
9. Potensi Sekte-Sekte Di IMADIKLUS (
beberapa kelompok khawatir IMADIKLUS dibawa ke nuansa/aliran organisasi
mahasiswa eksternal lain )
10. Pengembangan laboratorium mahasiswa
PLS, (Untuk penerapan program2 PLS seperti yg ada di
system pengkaderan IMADIKLUS, ada yang mau mewakafkan tanah di daerah Klaten)
Pengantar
Solusi
1. Kembalikan
ke visi kongres 2 dan 3, kita harus bertahap, sabar, jalankan proses
kaderisasinya baru bisa kelihatan hasil , ini hasil masih belum jelas,
kaderisasi belum jalan setiap kongres visi misi sudah berubah
2. Banyak
pengurus yang tidak paham berorganisasi,
belum paham makna konstitusi, ini yang menjadikan kepengurusan bingung
mau ngapain , tidak melihat ada aturan yang sudah disepakati untuk bertindak.
3. Pola
kaderisasi sudah ada, namun dalam pelaksanaan masih jauh dalam penerapan
aturan. Mungkin terkendala dalam hal pematerinya, atau memang tidak ada
sosialisasi dan jika dikaji masalahnya adalah uang dan perjuangan.
4. Ini
juga kita harus bersabar untuk memperluas unit organisasi imadiklus sampai pada
tahap wilayah. Untuk bph perlu dikaji untuk memperjelas irisan yang terjadi
dengan hima, memperkecil konflik kepemimpinan antara hima dan bph serta usaha
untuk mendapatkan pengakuan dari jurusan karena di beberapa univ bph terkesan
kerjanya cuma mengkritik jurusan. Untuk wilayah maslahnya pada peran dan fungsi
wilayah itu sendiri yang masih kabur, terkesan dipaksakan harus ada padahal
dilapangan menjadi wadah untuk konflik baru antar universitas. Kita pasti
membutuhkan wilayah namun bukan sekarang, bertahap dulu, perkuat kaderisasi.
Untuk sementara sebagai wadah komunikasi/advokasi terdekat bph di wilayah
kembali menggunakan sistem kordinator saja yang dipimpin oleh 1 orang yang
kompeten/berpengalaman di imadiklus.
5. Ini
juga berhubungan dengan kaderisasi imadiklus, kepengurusan diisi oleh
orang-orang baru ( baru mengenal imadiklus lewat kongres/muswil, pengabdian
masyarakat? Bukan melalui it sehingga pemahaman keorganisasian imadiklusnya
masih minim. Intinya kaderisasi jalankan dulu.
6. Masalah
keuagan hal yang tabu dibicarakan namun perlu dibahas, banyak anggapan kita
tidak perlu uang untuk berjuang, namun kita harus sadar hasil perjuangan akan
lebih besar jika didukung dengan uang. Jangan terlalu berasumsi bahwa jika kita
bahas keuangan imadiklus akan dikuasai/direbutkan oleh orang-orang, ini
anggapan yang kurang relevan lagi dibicarakan. Karena kita selalu menuntut
orang untuk loyal di imadiklus tanpa iming2 apa yang diperoleh , namun juga
selalu mengkritik, mengeluh dengan hasil loyalitas yang rendah karena tuntutan
kita tadi. Ini sudah terbukti bahwa kita harus punya mitra kerjasama , bukan
hanya uang namun juga mitra untuk mensupport eksistensi kita sebagai mahasiswa
pnf.
7. Mungkin
di beberapa universitas masalah ini tidak tampak, namun mayoritas universitas
merasakan masalah ini termasuk perihal dukungan perjalana n untuk sampai ke
kongres ini. Imadiklus masih dianggap organisasi ekstra yang tidak jelas
tujuannya, karena tidak pernah menjalin kedekatan dngan jurusan secara optimal,
mengkritik sangat sering, namun minta duit ke jurusan juga siapa yang suka
seperti ini?. Masalah dibawa kedalam politik kampus, jujur saya belum paham dimana
letak kekhawatiran kita? Kalaupun memang ada apakah itu terindikasi karena ulah
kita yang selalu mengkritik atau bagaimana ?
8. Taat
kontitusi, perjelas peran dan fungsi disetiap unit (BPH/DOP/MKO/Bidang-bidang)
9. Mari
berjuang kembali degan cerdas, jauhkan prasangka buruk karena kita juga belum
bisa membutkikan apa kelebihan kita dibanding teman-teman yang tidak loyal di
Imadiklus?
ini juga tolak ukur orang untuk melihat apakah imadiklus memiliki manfaat atau tidak.
ini juga tolak ukur orang untuk melihat apakah imadiklus memiliki manfaat atau tidak.
10. Untuk pengembangan laboratorium mahasiswa PLS Se-Indonesia perlu dipertimbangkan sebagai langkah untuk kemajuan dan perkembangan IMADIKLUS kedepannya.
jos lah sip bagian ini yang saya suka, Keuangan, IMADIKLUS harus punya mitra (audiensi ke dirjen namun jurusan diajak ribut- imadiklus belum punya taji)
ReplyDeleteSiap mas..
ReplyDeletemaaf kalau terkesan provokatif dan sedikit vulgar..