PROGRAM KAJIAN RUTIN
MASJID AL-MUJAHIDIN UNY
1.
Program Masjid Al-Mujahidin UNY
a. Kajian Rutin
Kitab Bulughul Mahrom
b.
Kajian Rutin Sejarah Islam
c.
Kajian Rutin Tafsir Al-Quran
2. Deskripsi Program
Kajian rutin masjid Al-Mujahidin UNY merupakan
sebuah program pengembangan sumber daya manusia bidang keagamaaan yang
dilaksanakan oleh Takmir Masjid/Pengurus Masjid Al-Mujahidin UNY. Dengan konsep
yang sangat sederhana metode yang sederhana pula program tersebut dikemas untuk
memfasilitasi semua kalangan yang berkeinginan mengembangkan wawasannya dalam
beragama untuk kemudian dapat meningkatkan sumber daya masyarakat. Adapun rincian programnya :
Pendanaan program : Infaq Masyarakat
Waktu pelaksanaan : Rutin setiap bakda maghrib
untuk setiap kajian
Tempat : Masjid
Al-Mujahidin UNY
Sasaran program : Mahasiswa Muslim dan
Masyarakat Umum yang muslim
Waktu pembelajaran : 45 Menit/ Pertemuan
Metode pembelajaran : Ceramah
Legalitas hasil
belajar : Tidak ada
4.
Analisis Program
a.
Strength ( Kekuatan )
·
Pelaksanaan
program secara rutin
·
Memiliki target
pembelajaraan
·
Program bersifat
terbuka/menjangkau seluruh lapisan masyarakat
·
Materi kajian
sudah terfokus
·
Tanpa dipungut
biaya
b. Weakness ( Kelemahan )
·
Metode
pembelajaran monoton
·
Penyampaian
materi satu arah
·
Waktu pelaksanaan
yang kurang maksimal
·
Peserta yang
tidak menetap
·
Materi kajian
berkelanjutan
·
Tidak ada
keterikatan antara masyarakat dengan program
·
Peserta tidak
difasilitasi modul pembelajaran
c. Oppurtunity ( Peluang )
·
Kajian keagamaan menjadi trend masyarakat
·
Jumlah masyarakat yang mengunjungi masjid
relative banyak
d. Threat ( Ancaman )
·
Terdapat kajian keagamaan yang lebih menarik
·
Paham radikalisme yang semakin berkembang
·
Dukungan dari pihak kampus belum optimal
·
Terdapat kegiatan kegiatan di luar kampus yang
lebih menarik
Tabel
1. Analisis SWOT
Faktor Internal
Faktor
Eksternal
|
Kekuatan (S):
1.
Pelaksanaan program rutin
dilaksanakan
2.
Memiliki target pembelajaran
3.
Program bersifat terbuka
4.
Pelaksanaan program tidak
dipungut biaya
5.
Materi Kajian sudah baku
|
Kelemahan (W):
1.
Metode pembelajaran monoton
2.
Pembelajaran bersifat satu arah
3.
Waktu pelaksanaan kurang maksimal
4.
Peserta tidak menetap/tidak
menentu
5.
Peserta tidak difasilitasi modul
pembelajaran
|
Peluang (O):
1.
Kajian keagamaan menjadi trend
masyarakat
2.
Jumlah masyarakat yang mengunjungi
masjid relative banyak
|
Strategi S-O
1.
Meningkatkan pelayanan dan
kenyamanan program untuk menarik minat masyarakat.
2.
Melakukan evaluasi untuk melihat
hasil yang dicapai
3.
Meningkatkan kualitas program
dengan memperbaiki pelaksanaan dan materi program
|
Strategi W-O
1.
Meningkatkan sosialisasi kepada
masyarakat (W4-O1,4)
2.
Membuat panduan kajian rutin
berupa modul/silabus berupa selebaran pada masyarakat (W5,6-O2,1)
|
Ancaman (T):
1.
Terdapat kajian keagamaan yang
lebih menarik
2.
Paham radikalisme yang semakin
berkembang
3.
Dukungan dari pihak kampus belum
optimal
4.
Terdapat kegiatan kegiatan di
luar kampus yang lebih menarik
|
Strategi S-T
1.
Memperbaiki kemasan program agar
lebih menarik (S-T1)
2.
Memperbaiki materi kajian untuk
menangkis paham radikalisme (S – T2)
3. Menjalin
silaturrahmi dengan pihak kampus dengan mengundang mereka disetiap kajian (S –
T3)
4. Menjalin
kemitraan dengan pihak kampus (fakultas/jurusan/) dengan mensosialisasikan
pentingnya kajian keagamaan (S – T4)
|
Strategi W-T
1.
Mengembangkan metode pembelajaran
yang dapat menarik minat masyarakat (W1-T1,4)
2.
Memperbaiki jadwal pelaksanaan
kajian (W3-T1,3)
3.
Mengembangkan model publikasi
program
(W4-T3)
|
KESIMPULAN
(Dari
Beberapa Kunjungan Ke Lembaga PSDM)
Dalam
mengembangkan sumber daya manusia tentu kita berbicara bagaimana manusia itu
tumbuh sampai timbul kreatifitas dan rasa aman agar manusia tersebut dapat
melaksanakan peran dan tanggung jawab yang lebih besar sesuai dengan
kemampuannya. Tentunya dalam mengembangkan sumber daya manusia deperlukan
sebuah wadah yang melaksanakannya. Berbagai
bentuk pendidikan dan pelatihan yang banyak dilaksanakan lembaga-lembaga
pendidikan non formal merupakan cara untuk mengembangkan sumber daya manusia .
Dalam pelaksanaannya lembaga-lembaga tersebut memiliki masing-masing cara pula
untuk mengembangkan sumber manusia tadi, ada yang dengan cara menyentuh kajian
keagamaan, keterampilan, kecakapan diri dan lain sebagainya.
Untuk
melaksanakan program pengembangan sumber daya manusia, beberapa lembaga diatas
memiliki cara yang berbeda, meskipun tujuan dari program yang dilaksanakan
bersifat Civil Oriented. Namun dalam
pelaksanaannya, pelaksanaan program masih didasari keinginan dari pengelola
program. Masyarakat seakan digiring untuk mengembangkan sisi kehidupannya
sesuai dengan apa yang tersedia pada lembaga tersebut bukan pada bagaiamana
masyarakat mengembangkan sumber dayanya di lembaga tersebut. Meskipun tantangan
terbesar dari lembaga naantinya ialah bagaaimana memfasilitasi sumber daya
tersebut .
Berdasarkan
analisis SWOT dari masing-masing lembaga, dapat disimpulkan bahwa setiap
lembaga memiliki kelebihan dan kemampuan yang berbeda untuk mengembangkan
masyarakat, karena sasaran programnya yang berbeda-beda. Kekurangan yang
dialami lembaga umumnya terletak pada tujuan dan hasil yang ingin dicapai
melalui program pengembangan sumber daya manusia, masalah pembinaan juga
merupakan salah satu jalan sebagai fasilitas dari pengembangan sumber daya
manusia karena untuk mengembangkan SDM tidak cukup memikirkan bagaimana
melaksanakan pelatihan dan pendidikannya namun hal terpenting bagaimana mereka
bisa menggunakan sumber daya yang baru ditingkatkan dalm kehidupannya.
Perihal penilaian hasil belajar
(Evaluasi) juga salah satu hal yang belum menjadi fokus lembaga-lembaga diatas.
Penialain yang dilegalkan biasanya diperlukan mengingat kondisi zaman sekarang
yang harus ada pengakuan (sertifikat) agar dapat bersaing dengan masyrakat lain
demi tujuan pembangunan bangsa. Kemudian dalam hal partisipasi masyarakat juga
masih tergolong rendah untuk mengikuti program-program yang bertujuan pada
peningkatan sumber daya manusia. Ini adalah hal yang sangat urgen mengingat
tujuan dari lembaga diatas untuk mengembangkan masyarakat, ini jugalah yang
sekaligus menjadi kekurangan dari lembaga diatas yang belum menemukan cara
terbaik untuk meningkatkan partisipasi masyarakat agar meningkatkan sumber daya
yang mereka miliki.
Dalam proses pembelajaran yang dilakukan lembaga
diatas cukup bervariasi karena jenis keterampilan dan pengetahuan yang
diberikan juga berbeda. Begitu juga dengan fasilitas pembelajaran informal yang
belum tersedia bagi masyarakat seperti modul pembelajaran, buku dan sebagainya
demi menunjang proses pengembangan sumber daya manusia. Peluang-peluang dari
lembaga tersebut masih terbuka, karena pada hakikatnya manusia pasti belajar
sepanjang hayat. Merupakan sebuah langkah yang jelas untuk mengabdi pada bangsa
ini manakala sebuah program yang kita miliki dapat berguna bagi masyarakat
walaupun belum maksimal. Artinya program-program yang dijalankan lembaga diatas
masih berpeluang untuk dikembangkan sesuai perkembangan zaman, sesuai
ancaman-ancaman yang sekaligus menghambat dari peluang itu senidiri. Ancaman
tersebut berupa merosotnya nilai-nilai keagamaan masyarakat, masyarakat
tertinggal yang tidak tersentuh, arus globalisasi yang smakin besar, Masyarakat
Ekonomi ASEAN dan lain sebagainya yang dapat mengurangi keinginan masyarakat
untuk mengembangkan sumber dayanya.
Mahfuzi Irwan Saragih.