Sunday, 3 January 2016

Analisis S.W.O.T Program Pengembangan Sumber Daya Manusia (Kajian Rutin Masjid Al-Mujahidin UNY)



PROGRAM KAJIAN RUTIN
MASJID AL-MUJAHIDIN UNY

1. Program Masjid Al-Mujahidin UNY
            a. Kajian Rutin Kitab Bulughul Mahrom
            b. Kajian Rutin Sejarah Islam
            c. Kajian Rutin Tafsir Al-Quran

2. Deskripsi Program
            Kajian rutin masjid Al-Mujahidin UNY merupakan sebuah program pengembangan sumber daya manusia bidang keagamaaan yang dilaksanakan oleh Takmir Masjid/Pengurus Masjid Al-Mujahidin UNY. Dengan konsep yang sangat sederhana metode yang sederhana pula program tersebut dikemas untuk memfasilitasi semua kalangan yang berkeinginan mengembangkan wawasannya dalam beragama untuk kemudian dapat meningkatkan sumber daya masyarakat.  Adapun rincian programnya :
Pendanaan program                : Infaq Masyarakat
Waktu pelaksanaan                 : Rutin setiap bakda maghrib untuk setiap kajian
Tempat                                    : Masjid Al-Mujahidin UNY
Sasaran program                      : Mahasiswa Muslim dan Masyarakat Umum yang muslim
Waktu pembelajaran               : 45 Menit/ Pertemuan 
Metode pembelajaran              : Ceramah
Legalitas hasil belajar              : Tidak ada

4. Analisis Program
a. Strength ( Kekuatan )
·         Pelaksanaan program secara rutin
·         Memiliki target pembelajaraan
·         Program bersifat terbuka/menjangkau seluruh lapisan masyarakat
·         Materi kajian sudah terfokus
·         Tanpa dipungut biaya

b. Weakness ( Kelemahan )
·         Metode pembelajaran monoton
·         Penyampaian materi satu arah
·         Waktu pelaksanaan yang kurang maksimal
·         Peserta yang tidak menetap
·         Materi kajian berkelanjutan
·         Tidak ada keterikatan antara masyarakat dengan program
·         Peserta tidak difasilitasi modul pembelajaran
c. Oppurtunity ( Peluang )
·         Kajian keagamaan menjadi trend masyarakat
·         Jumlah masyarakat yang mengunjungi masjid relative banyak
d. Threat ( Ancaman )
·         Terdapat kajian keagamaan yang lebih menarik
·         Paham radikalisme yang semakin berkembang
·         Dukungan dari pihak kampus belum optimal
·         Terdapat kegiatan kegiatan di luar kampus yang lebih menarik

Tabel 1. Analisis SWOT

Faktor Internal






Faktor Eksternal
Kekuatan (S):
1.      Pelaksanaan program rutin dilaksanakan
2.      Memiliki target pembelajaran
3.      Program bersifat terbuka
4.      Pelaksanaan program tidak dipungut biaya
5.      Materi Kajian sudah baku

Kelemahan (W):
1.      Metode pembelajaran monoton
2.      Pembelajaran bersifat satu arah
3.      Waktu pelaksanaan kurang maksimal
4.      Peserta tidak menetap/tidak menentu
5.      Peserta tidak difasilitasi modul pembelajaran
Peluang (O):
1.      Kajian keagamaan menjadi trend masyarakat
2.      Jumlah masyarakat yang mengunjungi masjid relative banyak
Strategi S-O
1.      Meningkatkan pelayanan dan kenyamanan program untuk menarik minat masyarakat.
2.      Melakukan evaluasi untuk melihat hasil yang dicapai
3.      Meningkatkan kualitas program dengan memperbaiki pelaksanaan dan materi program

Strategi W-O
1.      Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat (W4-O1,4)
2.      Membuat panduan kajian rutin berupa modul/silabus berupa selebaran pada masyarakat (W5,6-O2,1)

Ancaman (T):
1.      Terdapat kajian keagamaan yang lebih menarik
2.      Paham radikalisme yang semakin berkembang
3.      Dukungan dari pihak kampus belum optimal
4.      Terdapat kegiatan kegiatan di luar kampus yang lebih menarik
Strategi S-T
1.    Memperbaiki kemasan program agar lebih menarik (S-T1)
2.    Memperbaiki materi kajian untuk menangkis paham radikalisme (S – T2)
3.    Menjalin silaturrahmi dengan pihak kampus dengan mengundang mereka disetiap kajian (S – T3)
4.    Menjalin kemitraan dengan pihak kampus (fakultas/jurusan/) dengan mensosialisasikan pentingnya kajian keagamaan (S – T4)
Strategi W-T
1.    Mengembangkan metode pembelajaran yang dapat menarik minat masyarakat (W1-T1,4)
2.    Memperbaiki jadwal pelaksanaan kajian (W3-T1,3)
3.    Mengembangkan model publikasi program
(W4-T3)


 




KESIMPULAN
(Dari Beberapa Kunjungan Ke Lembaga PSDM)
            Dalam mengembangkan sumber daya manusia tentu kita berbicara bagaimana manusia itu tumbuh sampai timbul kreatifitas dan rasa aman agar manusia tersebut dapat melaksanakan peran dan tanggung jawab yang lebih besar sesuai dengan kemampuannya. Tentunya dalam mengembangkan sumber daya manusia deperlukan sebuah wadah yang melaksanakannya. Berbagai  bentuk pendidikan dan pelatihan yang banyak dilaksanakan lembaga-lembaga pendidikan non formal merupakan cara untuk mengembangkan sumber daya manusia . Dalam pelaksanaannya lembaga-lembaga tersebut memiliki masing-masing cara pula untuk mengembangkan sumber manusia tadi, ada yang dengan cara menyentuh kajian keagamaan, keterampilan, kecakapan diri dan lain sebagainya.
            Untuk melaksanakan program pengembangan sumber daya manusia, beberapa lembaga diatas memiliki cara yang berbeda, meskipun tujuan dari program yang dilaksanakan bersifat Civil Oriented. Namun dalam pelaksanaannya, pelaksanaan program masih didasari keinginan dari pengelola program. Masyarakat seakan digiring untuk mengembangkan sisi kehidupannya sesuai dengan apa yang tersedia pada lembaga tersebut bukan pada bagaiamana masyarakat mengembangkan sumber dayanya di lembaga tersebut. Meskipun tantangan terbesar dari lembaga naantinya ialah bagaaimana memfasilitasi sumber daya tersebut .
            Berdasarkan analisis SWOT dari masing-masing lembaga, dapat disimpulkan bahwa setiap lembaga memiliki kelebihan dan kemampuan yang berbeda untuk mengembangkan masyarakat, karena sasaran programnya yang berbeda-beda. Kekurangan yang dialami lembaga umumnya terletak pada tujuan dan hasil yang ingin dicapai melalui program pengembangan sumber daya manusia, masalah pembinaan juga merupakan salah satu jalan sebagai fasilitas dari pengembangan sumber daya manusia karena untuk mengembangkan SDM tidak cukup memikirkan bagaimana melaksanakan pelatihan dan pendidikannya namun hal terpenting bagaimana mereka bisa menggunakan sumber daya yang baru ditingkatkan dalm kehidupannya.
Perihal penilaian hasil belajar (Evaluasi) juga salah satu hal yang belum menjadi fokus lembaga-lembaga diatas. Penialain yang dilegalkan biasanya diperlukan mengingat kondisi zaman sekarang yang harus ada pengakuan (sertifikat) agar dapat bersaing dengan masyrakat lain demi tujuan pembangunan bangsa. Kemudian dalam hal partisipasi masyarakat juga masih tergolong rendah untuk mengikuti program-program yang bertujuan pada peningkatan sumber daya manusia. Ini adalah hal yang sangat urgen mengingat tujuan dari lembaga diatas untuk mengembangkan masyarakat, ini jugalah yang sekaligus menjadi kekurangan dari lembaga diatas yang belum menemukan cara terbaik untuk meningkatkan partisipasi masyarakat agar meningkatkan sumber daya yang mereka miliki.

Dalam proses pembelajaran yang dilakukan lembaga diatas cukup bervariasi karena jenis keterampilan dan pengetahuan yang diberikan juga berbeda. Begitu juga dengan fasilitas pembelajaran informal yang belum tersedia bagi masyarakat seperti modul pembelajaran, buku dan sebagainya demi menunjang proses pengembangan sumber daya manusia. Peluang-peluang dari lembaga tersebut masih terbuka, karena pada hakikatnya manusia pasti belajar sepanjang hayat. Merupakan sebuah langkah yang jelas untuk mengabdi pada bangsa ini manakala sebuah program yang kita miliki dapat berguna bagi masyarakat walaupun belum maksimal. Artinya program-program yang dijalankan lembaga diatas masih berpeluang untuk dikembangkan sesuai perkembangan zaman, sesuai ancaman-ancaman yang sekaligus menghambat dari peluang itu senidiri. Ancaman tersebut berupa merosotnya nilai-nilai keagamaan masyarakat, masyarakat tertinggal yang tidak tersentuh, arus globalisasi yang smakin besar, Masyarakat Ekonomi ASEAN dan lain sebagainya yang dapat mengurangi keinginan masyarakat untuk mengembangkan sumber dayanya.

Mahfuzi Irwan Saragih.


1 comment: